Kamis, 23 Juni 2011
Senin, 30 Mei 2011
Resensi buku Sosiologi Korupsi, defenisi korupsi, sebab korupsi
Pengarang : Sayed Hussein Alatas
Tahun : 1983
Penerbit : LP3ES
Tebal : 77 halaman
Peresensi : Muhammad Abduh Nasution
Pemberantasan korupsi bukanlah
hal baru, bahkan bagi orang awam
sekalipun. Demikian pula dengan korupsi sebagai inti permasalahan yang
mempunyai dampak yang sangat luar biasa. Korupsi sebenarnya bukan hal
yang baru dalam sejarah pemerintahan umat manusia. Telah banyak
pemerintahan yang kuat yang jatuh akibat daripada korupsi yang
sebenarnya adalah tindakan kezaliman para penguasa. Sebab itulah,
masalah korupsi tampaknya masih belum dapat dibersihkan secara tuntas,
meskipun arah menuju itu telah banyak dilakukan, dan tentu hal ini
harus didukung untuk menyelematkan negara yang berarti juga
menyelamatkan diri kita sendiri sebagai bagian dari negara. Apakah
sebabnya terjadi korupsi? apakah mutlak hanya terjadi pada negara
miskin dan negara berkembang? lalu apakah korupsi itu sama dengan
pencurian? Sayed Hussein Alatas yang merupakan Guru Besar dan Kepala Departemen Kajian Melayu di Universitas Singapura mencoba untuk menjawabnya dengan menggunakan data-data dan analisa sosiologis untuk memecahkan masalah ini.
Dalam buku ini juga telah dijelaskan, bahwa sejak dari negarawan
dan ilmuwan Islam Abdul Rahman Ibn Khaldun (1332-1406) yang merupakan
penemu sejarah ilmiah dan sosiologi, juga merupakan pengkaji tentang
korupsi dan dampaknya bagi suatu negara apalagi beliau juga bagian
dalam pemerintahan, dan juga negarawan Cina, Wang An Shih (1021-1086),
yang sangat ingin memberantas korupsi di negaranya, sebenarnya inti
dari penyebab korupsi bukan hanya karena kurangnya gaji pegawai, tidak
kuatnya sistem hukum, dan pengusaha yang nakal, tapi faktor utamanya
adalah keinginan untuk bermewah dari para pejabat / pegawai negeri /
pemegang amanah rakyat / pemegang kekuasaan. Dan tampaknya, usaha
pembinaan mental untuk kembali kepada alasan agama yang melarang
umatnya untuk bermewah-mewahan adalah hal yang sangat diperlukan
sekali dalam pemberantasan korupsi untuk pencegahan di hulu di samping
juga harus adanya hukuman yang tegas dan adil bagi para pelaku korupsi
Defenisi korupsi : walaupun korupsi adalah tindakan kriminal yang
mirip pencurian, namun harus dibedakan antara korupsi dengan jenis
kejahatan lainnya. Korupsi haruslah melibatkan orang-orang
pemerintahan karena korupsi adalah tindakan menyalahgunakan wewenang
yang dimilikinya dalam suatu negara, demikian pula tindakan korupsi
harus dilakukan oleh banyak orang, tidak bisa dilakukan oleh seorang
saja, karena korupsi pasti dilakukan oleh minimal 2 orang manusia,
kalau tidak tentu tidak terjadi korupsi. Inilah yang membedakan
korupsi dengan pencurian, penipuan, pemerasan, dan kejahatan lainnya.
Wallahu a'lam bish shawab.
Tafsir Al-Qur an Suroh QS Al-'Ashr, refleksi menyambut setahun berdirinya blog ini.
Lihat di sini untuk teks asli ayat Al-Qur an
dalam tulisan Arab
Tafsir Lafzi (per kata):
(Demi waktu asar 1): yaitu pada saat sore atau setelah lebih panjang
bayangan matahari sampai terbenamnya (Sesungguhnya manusia): jenis
manusia (benar-benar dalam kerugian 2): seperti dalam perdagangan
(kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan): maka tidaklah
mereka dalam kerugian (dan saling berwasiat): berwasiat sebagian
mereka kepada yang lain (dengan benar): yaitu Iman (dan saling
berwasiat dengan sabar 3): atas ta'at pada Allah dan dari ma'shiat
Pembahasan : ¤ Syaikh Muhammad Abduh menukilkan, bahwa Imam Syafi'i
berkata: "Bila seandainya Allah hanya menurunkan suroh ini saja sebagai
peringatan kepada manusia, maka itupun telah cukup".
Kita sebagai
makhluk Allah yang lemah tidaklah pantas kiranya bersumpah kepada
selain Allah, oleh karena itulah hendaknya kita bila bersumpah, maka
bersumpahlah dengan nama Allah, sebaliknya bila Allah bersumpah, maka
Ia akan bersumpah dengan makhluk ciptaannya, untuk menunjukkan
kebesarannya, kehebatannya, dan kekuatannya, karena ia mampu
menciptakan segala sesuatu. Maha suci Allah. Akan timbul pertanyaan di
benak kita, mengapa dari sekian banyak ciptaan Allah, tidak semuanya
ia sebutkan sebagai sumpah dalam Al-Qur an? tentunya hanya Allah yang
maha tahu, namun bila kita lihat lagi, dengan sumpahNya itu, seakan
Allah menyeru pada manusia untuk memperhatikan ciptaannya, salah
satunya waktu ini. Begitu mudahnya seseorang lalai dalam urusan waktu, sehingga banyak orang yang menyia-nyiakan waktu yang dimilikinya, hingga akhirnya akan timbul penyesalan setelahnya, karena penyesalan selalu datang terlambat, ia selalu datang di akhir. Pepatah Inggris berkata
: "Time is money", yaitu waktu adalah uang, menyia-nyiakan waktu berarti membuang-buang uang tanpa ada manfaatnya. Pepatah Arab mengatakan : "Al-waqtu kash shoif", waktu itu seperti pedang, bila kita tidak bisa mengendalikannya, maka kitalah yang justru akan dibunuhnya.
Sebenarnya syari'at Islam tidaklah melanggar Hak Asasi Manusia, seperti disiplin waktu ini, adalah bagian dari syari'at Islam, tentu tidak mungkin syari'at berdisiplin ini bertentangan dengan HAM. Agama Islam sangat menghargai waktu, satu contoh kecil adalah pada waktu-waktu sholat yang harus tepat pada waktunya, sehingga umat ini diajari sedemikian rupa agar terbiasa disiplin. Di Indonesia sering terdengar adanya jam karet,yakni bila berjanji akan sesuatu pada jam sekian, baru terlaksana 1 jam berikutnya. Padahal ini adalah hal yang berbahaya, merugikan, dan pemborosan waktu yang begitu berharga. Padahal agama Islam tidak pernah mengajarkan hal yang demikian.
¤ Sebagian orang bila hendak berpisah pada suatu pertemuan akan membacakan ayat ini untuk saling mengingatkan. Pada waktu 'ashar adalah waktu yang biasa digunakan di Arab -dan wilayah lainnya- untuk beristirahat. Sebagian ulama tafsir menerjemahkan kata al-'ashr sebagai waktu sholat 'ashr, yaitu pada waktu sore hari.
Sehingga ayat juga mengingatkan manusia agar tidak lalai dalam waktunya. Boleh seseorang beristirahat, bahkan harus untuk menjaga kesehatannya. Namun jangan sampai bermalas-malasan sehingga waktu terbuang sia-sia. Demikian juga, waktu sore adalah waktu yang dekat kepada malam, sehingga ayat ini juga memperingatkan bahwa umat Nabi Muhammad berada pada akhir zaman, telah dekat pada hari kiamat, dengan banyak godaan dunia dan kelemahan, maka hendaklah umat manusia pada zaman ini agar jangan menyia-nyiakan hidup, hendaklah beriman, hendaklah banyak beramal, agar umur dan usia yang masih ada tidak sia-sia jadinya.
¤ Sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi. Menunjukkan betapa kuatnya ayat ini menerangkan tentang umat manusia akibat tidak mempergunakan waktu dengan hal yang sesuai dengan syari'at. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah ta'ala. Salah satu buktinya, adalah para makhluk diperintahkan untuk sujud (untuk hormat, bukan menyembah) kepada Nabi Adam A.S, dan bahwa Allah menjadikan para Nabi sebagai pemimpin yang merupakan seorang manusia. (bersambung)
Referensi :
• Tafsir Jalalain, karya dua orang Imam Jalal, yaitu Imam Jalaludin Abdur Rohman Ash-Shuyuthi dan Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalli
• Tafsir Suroh Al-'Ashr, karya Syaikh Muhammad Abduh, diberi tambahan oleh Syaikh Muhammad Rasyid Ridha
Minggu, 29 Mei 2011
Puisi Remaja : Sakau Kekasih
• Aku merenung dalam sunyi
Melihat ke sana ke jalan itu
Berharap ia masih menungguku di sini
Tapi itu hanya rayuan semu
Dia hanyalah makhluk fana belaka
Terpaku aku dalam tatapannya celaka
- Hanyalah pernah kuharap Engkau turunkan rahmat
Hina dina hambamu ini dalam sekarat
Tuhanku, takkan lelah engkau
Meski aku tengah sakau
Menikmati segala pandangan mata
Dan semuanya pasti akan sirna
Hukum / Ketentuan Perkalian, Pembagian, Penambahan, Pengurangan dalam Bilangan Ganjil dan Genap, Cara gampang matematika
1) Perkalian
Ganjil x Ganjil = Ganjil
Ganjil x Genap = Genap
Genap x Genap = Genap
2) Pembagian
Ganjil : Ganjil = Ganjil
Ganjil : Genap = Pecahan
Genap : Ganjil = Pecahan, Genap, Ganjil
Genap : Genap = Genap, Ganjil
3) Penambahan
Ganjil + Ganjil = Genap
Ganjil + Genap = Ganjil
Genap + Genap = Genap
4) Pengurangan
Ganjil-ganjil=genap
Ganjil-genap=ganjil
Genap-ganjil=ganjil
Gemar-genap=genap