Kamis, 09 Mei 2013
Hukum Wanita Haidh Membaca dan Menyentuh Al-Qur an
Minggu, 03 Juni 2012
Pertanyaan Nahwu Sharaf
Rabu, 04 Januari 2012
Doa
Ya Allah, jika hambamu ini berdosa, hanya Engkau pengampunku, jika hamba berdoa, hanya Engkau pengabul doaku, tanpa sinar hidayahMu, hamba tak lebih hina dari makhluk paling hina.
Ya Allah, Engkau pencipta segala, ketentuanMu adalah kuasa, perintahMu adalah pahala, dan laranganmu adalah dosa. Dengan mudah Engkau berbuat dengan kehendakMu yang mulia, tanpa ada yang bisa menandinginya. BagiMu dan kepunyaanMu, apapun yang ada dan tiada.
KekuasaanMu tak terbatas, menggambarkan sebagian kecilnya adalah teramat sulit bagi hamba ini, yang hanyalah hina, yang berdosa, dosa yang banyak, tapi dengan ampunanMu yang agung, ampunilah dosa hamba Ya Allah.
Berilah sinar dan cahaya Iman, tetapkan hamba di jalan-Mu, bimbing hamba dalam syari'atMu dan sunnah Nabi.
Ya Karim, terimalah doa hamba, walaupun doa ini keluar dari hamba yang hina, tapi engkaulah sang pengabul doa. Kuasamu tiada batas. Engkau bisa mengabulkan segala doa dengan keadilanMu.
Minggu, 11 September 2011
Perbedaan Idil Fitri 1432 2011
Suatu laporan yang mengejutkan dari eramuslim.com bahwa ada konpirasi di balik ini semua, yaitu para ahli astronomi yang ternyata bayaran Israel membatalkan hasil rukyat karena hilal yang terlihat kata mereka adalah planet Venus. Tentu sangat menyedihkan bila para ulama kita tidak lagi mempunyai hati yang jernih sehingga tidak akan terpengaruh dengan politik.
Sebenarnya, dalam hadits yang sahih Rosul pernah bersabda:
"Bulan Ramadhan itu 29 hari, maka apabila pada hari itu hilal tertutup awan, maka kira-kirakanlah bukan itu."Artinya yang menjadi patokan bulan syawal itu adalah bulan, bukan awan. Lagipula, menggenapkan 30 hari adalah solusi terakhir, bukan solusi utama, dan hilalpun telah dapat dilihat bahkan di Indonesia.
Metode Imkanir Rukyat secara bahasa berarti kemungkinan dapat dilihat (imkan=mungkin, rukyat=lihat), pada zaman sekarang ini, karena atmosfir telah terpolusi, maka lama kelamaan derajat kemungkinan bulan akan terlihat akan semakin tinggi, bisa jadi hanya karena polusi kita tidak bisa berhari raya padahal bulan telah ada (wujudul hilal), hal ini menyebabkan di Malaysia 30 lokasi rukyat mampu melihat bulan, karena mereka punya alat yang mampu melihat bulan hingga 0,5 derajat, dan hal ini harusnya ada di Indonesia sebagaimana kata K.H Ma'ruf Amin. Dalam perhitungan hisab tanggal 29 yang lalu bukan berada pada 2,1 dan ijtimak terjadi jam 10.04 di Medan (laporan BMKG), sementara di Mekkah ijtimak terjadi lebih awal pada jam 06.04 Wallahu a'lam.
Minggu, 21 Agustus 2011
Zakat Fitrah
Selasa, 09 Agustus 2011
Mu'tazilah-bukan-sekuler-sipilisMu'tazilah-bukan-sekuler-sipilis
Kamis, 04 Agustus 2011
Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan
Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.
Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya ini.
Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan
Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli, bahkan mesjid ini lebih duluan. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.
Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya yang terletak di Jl. K.L Yos Sudarso KM 18,4 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan ini.