Minggu, 21 Agustus 2011

Zakat Fitrah

Ibadah Zakat termasuk dalam rukun Islam, sehingga ibadah ini sangat penting sekali untuk dilaksanakan oleh insan yang mengaku beragama Islam. Untungnya mengenai zakat ini umat muslimin telah dipermudah dengan banyaknya lembaga Amil Zakat yang dikelola secara profesional dan diakui oleh negara. Sebenarnya manfaat zakat sangat besar sekali, baik secara spiritual maupun sosial. Secara spiritual, harta yang kita dapat kita ragukan kehalalannya 100% mungkin ada kesilapan sehingga bisa tercampur dengan hal yang haram, maka zakat yang memang secara bahasa artinya suci akan menyucikan harta kita, ingat yang berguna dari harta bukan hanya banyaknya, tapi juga berkahnya, yaitu dengan zakat. Meski demikian, ada juga kelalaian dalam Ibadah Zakat ini, seperti zakat fitrah. Harus kita bedakan zakat fitrah dengan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan atas setiap orang Islam, merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan, kecil atau dewasa, yang mempunyai kelebihan harta daripada keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib dinafkahinya baik manusia ataupun hewan pada malam hari raya dan siang harinya untuk mengeluarkan zakat hanya sebesar 3,1 liter (2,7 kg) makanan pokok atau 3,8 kg uang seharga makanan pokok itu untuk menyucikan jiwa selama setahun dibayar waktu ramadhan sampai sebelum idul fitri. Sehingga bisa jadi ada orang yang telah banyak menerima zakat sehingga kebutuhan berlebih pada hari raya itu dan ia sebenarnya wajib zakat. Lalu siapakah yang berhak menerima zakat fitrah? Yang berhak hanya dua golongan, yaitu fakir dan miskin, yaitu orang tidak cukup kebutuhan pokoknya. Sehingga tidak ada pameo 'kalau tidak memberi, ya menerima' , maksud ungkapan ini adalah bila tidak mampu membayar zakat fitrah, maka jelaslah ia hanya menerima saja, karena memang zakat fitrah ini adalah zakat jiwa. Harta yang dimaksud disini adalah harta yang tidak perlu kepadanya sehari-hari, sehingga rumah, buku, perkarkasnya tidak wajib dizakatkan. Wallahu a'lam

Selasa, 09 Agustus 2011

Mu'tazilah-bukan-sekuler-sipilisMu'tazilah-bukan-sekuler-sipilis

Telah menjadi suatu cap bahwa kaum mu'tazilah adalah orang sekuler. Bahkan banyak ulama yang menyatakan demikian. Tentunya suatu pendapat memerlukan koreksi, demikianlah orang-orang sekulerlah yang sebenarnya mengaku-ngaku bahwa mereka adalah pengikut paham mu'tazilah, sehingga pendapat mereka seolah-olah mendapat tempat di dalam sejarah umat Islam, karena seolah-olah paham sekuler itu berasal dari Islam dan pernah ada dalam sejarah Islam. Sebenarnya bila paham mu'tazilah masih ada sampai sekarang, maka orang-orang sekularis pluralis dan liberalis (sipilis) pasti akan mereka ganyang, karena paham mu'tazilah adalah paham yang memberantas orang-orang sipilis ini, yang dalam zaman dahulu sama dengan kaum Zindiq.

Kamis, 04 Agustus 2011

Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan

Tulisan di Manaroh al-Ilmi, untuk kemajuan peradaban

Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.

Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya ini.

Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan

Tulisan di Manaroh al-Ilmi, untuk kemajuan peradaban

Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli, bahkan mesjid ini lebih duluan. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.

Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya yang terletak di Jl. K.L Yos Sudarso KM 18,4 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan ini.

pentingnya Internet secara Sehat

Imam Syafi'i: Pembela Sunnah dan Pemberantas Bid'ah/Kesesatan/Ma'shiyat, tuduhan terhadap Imam Syafi'i

Imam Malik RA adalah guru beliau. Imam Malik adalah seorang ahli hadits dan pendiri mazhab Maliki. Namun sepeninggal beliau, banyak pengikut beliau yang menganggap pendapat beliau adalah suci (taqlid buta), bahkan mereka menganggap bekas-bekas peninggalannya termasuk pakaiannya adalah suci. Di negeri Andalusia pada masa itu (sekarang wilayah masuk Spanyol selatan) ada sebuah kopiah milik Imam Malik RA yang dijadikan alat untuk meminta hujan. Tentu saja hal ini tidak pernah diajarkan oleh Imam Malik, namun lama-kelamaan ajaran beliau mulai dirusak oleh pengikutnya yang fanatik. Maka Imam Syafi'i sebagai seorang ulama dan tentunya imam mujtahid mempunyai kewajiban untuk menyeru kepada hal yang benar sesuai dengan syariat Islam. Namun tatkala kritikan beliau ini beliau sampaikan, beberapa pengikut Imam Malik yang fanatik mendatangi Penguasa Mesir untuk mengusir Imam Syafi'i dari Mesir. Banyak sekali hal-hal dalam Islam yang dengan mudahnya dituduhkan merupakan ajaran Imam Syafi'i, padahal sang Imam tidak pernah mengajarkan demikian. Maka jangan heran bila fitnah-fitnah terhadap Imam Syafi'i terus beredar sampai sekarang, karena mudahnya mayoritas pengikut mazhab Syafi'i menuduh yang bukan-bukan kepada beliau.

Mengapa Gaji Ilmuan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Marketing?

KETAWA.COM


Posted: 16 Jul 2011 04:02 PM PDT
mengapa gaji ilmuwan lebih kecil dibanding marketing?

Teori gaji menyatakan bahwa insinyur dan ilmuwan tidak pernah bisa
mendapatkan penghasilan sebanyak eksekutif bisnis dan marketing. Teori ini
sekarang dapat didukung oleh suatu persamaan matematika didasarkan pada dua
postulat berikut:

1. Pengetahuan adalah Daya.

2. Waktu adalah Uang.

Seperti setiap insinyur tahu:

Daya = Kerja / Waktu

dikarenakan:

Pengetahuan = Daya

Waktu = Uang

Hal berikut bahwa:

Pengetahuan = Kerja / Uang.

Pemecahan untuk Uang, kita mendapatkan:

Uang = Usaha / Pengetahuan.

Jadi, ketika Pengetahuan mendekati nol, Uang mendekati tak terhingga,
terlepas dari jumlah pekerjaan yang dilakukan.

Kesimpulan:

Semakin sedikit Anda tahu, semakin besar penghasilan Anda. (KETAWA.COM)

--

Buku paling menyedihkan dan Kata-kata motivator yang berbahaya

KETAWA.COM


Posted: 20 Jul 2011 09:13 PM PDT
Buku yang menyedihkan

Suami: "Kenapa kamu menangis dik?"

Istri: "Aku habis membaca buku, Bang. Akhis ceritanya sungguh mengenaskan."

Suami: "Buku apa yang bisa membuatmu menangis seperti itu dik?"

Istri: "Buku tabungan Abang..." (KETAWA.COM)


Posted: 20 Jul 2011 09:07 PM PDT
menggali kutipan kata kata sang motivator.

Seorang Motivator berkata: "Tahun-tahun terbaik dalam hidupku kuhabiskan
bersama Seorang Wanita yang bukanlah istriku."

Hadirin terkejut dan terpaku...

Ia kemudian menambah kan, "Ia adalah ibuku."

Hadirin kemudian bertepuk tangan dengan Gemuruh dan tertawa.

Budi yang baru saja ikut dalam acara tersebut, kemudian mencoba hal ini di
rumah. Setelah makan malam, ia berkata dengan lantang di depan istrinya di
Dapur:

"Aku menghabiskan tahun-tahun terbaik hidupku bersama seorang Wanita yang
bukan istriku."

Ia berhenti sejenak memejamkan matanya, mencoba mengingat kalimat terakhir
sang Motivator... Ketika Budi membuka mata, ia mendapati dirinya berbaring
di tempat tidur rumah sakit, baru saja mendapatkan Perawatan akibat Siraman
Air Panas...

Moral Story:

Don't copy, if you can't paste. (KETAWA.COM)


Posted: 20 Jul 2011 12:47 AM PDT
komponen mobil tujuh ratus sepuluh.

Beberapa hari lalu saya memiliki beberapa pekerjaan yang dilakukan di
bengkel. Ada seorang pelanggan yang datang dan ingin membeli "tujuh ratus
sepuluh".

Kami semua saling memandang, bingung, dan pelanggan lain bertanya, "Apa
yang dimaksud dengan tujuh ratus sepuluh?"

Dia menjawab, "Kau tahu, bagian kecil di tengah mesin? Aku kehilangan dan
perlu yang baru..." Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu persis apa itu,
tetapi bagian ini selalu ada dan tampak penting.

Bingung, montir memberinya selembar kertas dan pena dan memintanya untuk
menggambar apa yang tampak seperti sepotong. Dia menggambar lingkaran dan
di tengah itu menulis 710. Masih tidak mendapatkannya. Dia kemudian
membawanya ke mobil yang kap mesinnya terbuka dan bertanya "apakah ada 710
pada mobil ini?"

Dia menunjuk dan berkata, "Ya tentu saja, ini dia..."

Jika Anda tidak yakin apa yang dimaksud dengan 710, klik di sini.
(KETAWA.COM)

--