Minggu, 21 Agustus 2011
Zakat Fitrah
Selasa, 09 Agustus 2011
Mu'tazilah-bukan-sekuler-sipilisMu'tazilah-bukan-sekuler-sipilis
Kamis, 04 Agustus 2011
Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan
Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.
Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya ini.
Mesjid Raya Osmani/Labuhan Medan
Kunjungan saya pertama kali ke mesjid ini adalah pada saat saya pulang dari berdakwah di daerah Belawan-Medan pada tahun 2010 lalu. Pada saat itu waktu sholat ashar telah tiba, maka saudara saya yang menunjukkan jalan memutuskan untuk sholat ashar di Mesjid ini. Sepintas Mesjid ini sangat mirip dengan Mesjid Raya Al-Mashun Medan, baik dari arsitekturnya dan warnanya, maklum karena memang sama-sama pernah menjadi Mesjid Kesultanan Deli, bahkan mesjid ini lebih duluan. Mesjid yang dikenal juga dengan Mesjid Labuh ini didirikan selama tahun 1857-1874 M. oleh Sultan Osman Perkasa Alam (1850-1858). Pada masanya (1854) mesjid ini masih berukuran 16 x 16 m dan terbuat dari kayu yang berasal dari Pulau Penang-Malaysia. Kemudian pembangunan mesjid ini dilanjutkan oleh Sultan Mahmud Perkasa Alam (1858-1873) yang berkuasa setelahnya. Pada tahun 1870-1872 mesjid ini diperluas sehingga menjadi berukuran 26 x 26 m dan dibuat permanen dari batu dengan Arsitek G.D. Langeren.
Ketika saya memasuki Mesjid ini, memang terasa sejuk dan damai. Mesjid ini mempunyai arsitektur perpaduan Melayu, Arab, India, China, dan Eropa. Di Mesjid ini masih terdapat bedug sejak zaman dahulu, suatu hal yang langka di kota Medan sekarang, juga terdapat tempat mengambil air wudhu yang indah dan berbentuk bulat, seperti di Mesjid Al-Mashun, namun di sini terbuka, dan di sampingnya terdapat kuburan. Mesjid ini sekarang juga masih dalam perluasan. Mesjid ini sering disebut Mesjid Raya karena kebiasaan orang Medan untuk menyebutkan mesjid yang besar adalah Mesjid Raya saja, tanpa disebutkan namanya. Jadi bila datang ke Medan, jangan lupa sholat di Mesjid Raya yang terletak di Jl. K.L Yos Sudarso KM 18,4 Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan Labuhan ini.
Imam Syafi'i: Pembela Sunnah dan Pemberantas Bid'ah/Kesesatan/Ma'shiyat, tuduhan terhadap Imam Syafi'i
Mengapa Gaji Ilmuan Lebih Rendah Dibandingkan Dengan Marketing?
Posted: 16 Jul 2011 04:02 PM PDT
mengapa gaji ilmuwan lebih kecil dibanding marketing?
Teori gaji menyatakan bahwa insinyur dan ilmuwan tidak pernah bisa
mendapatkan penghasilan sebanyak eksekutif bisnis dan marketing. Teori ini
sekarang dapat didukung oleh suatu persamaan matematika didasarkan pada dua
postulat berikut:
1. Pengetahuan adalah Daya.
2. Waktu adalah Uang.
Seperti setiap insinyur tahu:
Daya = Kerja / Waktu
dikarenakan:
Pengetahuan = Daya
Waktu = Uang
Hal berikut bahwa:
Pengetahuan = Kerja / Uang.
Pemecahan untuk Uang, kita mendapatkan:
Uang = Usaha / Pengetahuan.
Jadi, ketika Pengetahuan mendekati nol, Uang mendekati tak terhingga,
terlepas dari jumlah pekerjaan yang dilakukan.
Kesimpulan:
Semakin sedikit Anda tahu, semakin besar penghasilan Anda. (KETAWA.COM)
--
Buku paling menyedihkan dan Kata-kata motivator yang berbahaya
Posted: 20 Jul 2011 09:13 PM PDT
Buku yang menyedihkan
Suami: "Kenapa kamu menangis dik?"
Istri: "Aku habis membaca buku, Bang. Akhis ceritanya sungguh mengenaskan."
Suami: "Buku apa yang bisa membuatmu menangis seperti itu dik?"
Istri: "Buku tabungan Abang..." (KETAWA.COM)
Posted: 20 Jul 2011 09:07 PM PDT
menggali kutipan kata kata sang motivator.
Seorang Motivator berkata: "Tahun-tahun terbaik dalam hidupku kuhabiskan
bersama Seorang Wanita yang bukanlah istriku."
Hadirin terkejut dan terpaku...
Ia kemudian menambah kan, "Ia adalah ibuku."
Hadirin kemudian bertepuk tangan dengan Gemuruh dan tertawa.
Budi yang baru saja ikut dalam acara tersebut, kemudian mencoba hal ini di
rumah. Setelah makan malam, ia berkata dengan lantang di depan istrinya di
Dapur:
"Aku menghabiskan tahun-tahun terbaik hidupku bersama seorang Wanita yang
bukan istriku."
Ia berhenti sejenak memejamkan matanya, mencoba mengingat kalimat terakhir
sang Motivator... Ketika Budi membuka mata, ia mendapati dirinya berbaring
di tempat tidur rumah sakit, baru saja mendapatkan Perawatan akibat Siraman
Air Panas...
Moral Story:
Don't copy, if you can't paste. (KETAWA.COM)
Posted: 20 Jul 2011 12:47 AM PDT
komponen mobil tujuh ratus sepuluh.
Beberapa hari lalu saya memiliki beberapa pekerjaan yang dilakukan di
bengkel. Ada seorang pelanggan yang datang dan ingin membeli "tujuh ratus
sepuluh".
Kami semua saling memandang, bingung, dan pelanggan lain bertanya, "Apa
yang dimaksud dengan tujuh ratus sepuluh?"
Dia menjawab, "Kau tahu, bagian kecil di tengah mesin? Aku kehilangan dan
perlu yang baru..." Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu persis apa itu,
tetapi bagian ini selalu ada dan tampak penting.
Bingung, montir memberinya selembar kertas dan pena dan memintanya untuk
menggambar apa yang tampak seperti sepotong. Dia menggambar lingkaran dan
di tengah itu menulis 710. Masih tidak mendapatkannya. Dia kemudian
membawanya ke mobil yang kap mesinnya terbuka dan bertanya "apakah ada 710
pada mobil ini?"
Dia menunjuk dan berkata, "Ya tentu saja, ini dia..."
Jika Anda tidak yakin apa yang dimaksud dengan 710, klik di sini.
(KETAWA.COM)
--