(Sejarah ini akan kami lanjutkan)
Salah satu ide cemerlang beliau adalah gagasan tentang Pan Islamisme, yakni dengan membangkitkan kembali kejayaan umat Islam dimasa lalu dengan mempelajari ilmu-ilmu duniawi namun menjadikan ilmu agama sebagai landasan utamanya (yang pada zaman itu hal ini dianggap hal yang tabu, bahkan sampai-sampai beliau dianggap Sekuler/Liberal, padahal pada akhirnya ajaran beliau ini dipakai pada sebagian besar sekolah-sekolah Islam), dan juga menggagas persatuan umat atau i'tishomul Islam dengan menghilangkan taqlid buta yang memecah belah umat, serta menghilangkan bid'ah dan khurafat yang telah mengkikis ajaran agama Islam. Maka gagasan ini juga dinamai "salafiah", yakni dengan memegang teguh ajaran Nabi Muhammad SAW tanpa penyimpangan-penyimpangan. Namun karena hal ini dianggap aneh pada zamannya, tidak sedikit orang yang memfitnah beliau dengan mengatakannya sebagai seorang rasionalis/mu'tazilah, padahal dalam risalah tauhid, beliau adalah penganut Suni, dan beliau berkata tidak boleh mentakwilkan ayat Al-Quran menurut rasio akal saja. Tampaknya beliau juga terpengaruh dengan ajaran Ibnu Taimiyah dan gurunya tentang ijtihad, namun berbeda dengan Wahabi yang keras, ataupun orang-orang yang sekuler (yang mengatakan "buka ijtihadnya, buka jilbabnya").
Adapun salafi masa kini, telah bergeser dari tujuannya semula, yaitu tidak taqlid dan tidak memecah belah umat dan tidak dengan cara kekerasan. Hal ini mungkin karena Salafi itu telah disusupi oleh Wahabiah yang sangat berbeda. Mengenai Wahabi ini, didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab, dan saudara kandung beliau sendiri tidak setuju dengan ajaran ini, itulah sebabnya tidak tepat menisbatkannya kepada Abdul Wahab. Syekh Muhammad bin Abdul Wahab ini berasal dari wilayah Nejd, yang merupakan wilayah orang Arab badui. Tidak heran bila ditempat ini terdapat banyak bid'ah dan khurafat, namun orang Arab badui ini terkenal dengan sifatnya yang keras kepala, dan merupakan cikal bakal orang khawarij, itulah sebabnya, ada kemungkinan bahwa ajaran Wahabiyah ini telah disusupi oleh orang-orang khawarij, meskipun orang orang Wahabiyah tidak pernah mengkafirkan para sahabat.
Jadi gerakan salafi yang bersumber dari Ibnu Taimiyah dan gurunya ini terbelah dalam banyak kelompok, yang ekstrem ke barat menjadi sekuler, dan ekstrem anti barat menjadi sangat keras dan fanatik, salah satunya wahabiyah, meskipun pemerintahan Arab Saudi justru menjadi antek-antek barat itu sendiri. Salafisme Abduh adalah ajaran yang kembali pada Al-Quran dan As-Sunnah, demikian pula dengan Jamaluddin al-Afghani yang bermazhab Hanafi. Sangat mengherankan bila ada salafi yang justru mengkafirkan ulama-ulama ini, dan malah menjadi pendukung utama musuh-musuh Allah (yang merupakan ciri-ciri khawarij)
Wallahu a'lam