Sabtu, 10 Maret 2012

Essai Solv

Bahtera Raksasa
oleh: Muallim Rasyidi
kapal
Negeri ini memang sangat kaya, bayangkan, untuk menyebutkan alat transportasi air saja, banyak sekali kata yang dapat digunakan, entah itu kapal, bahtera, sampan, boat, rakit, getek, ketingan, dan banyak lagi istilah lainnya, tapi sayangnya kita sering terombang-ambing dalam memakai bahasa "perjuangan" ini, hingga kita merasa hebat bila meninggalkan bahasa yang dianggap kampungan ini
Negeri ini layaknya bahtera raksasa, begitu besar, dihuni oleh banyak orang kaya dan orang pintar, hanya berlayar di air tenang, dan tujuannyapun tidak begitu jauh, tapi kapal ini tidak pernah sampai ke tanah harapan.
Kapal ini dinahkodai oleh seorang yang pemberani, tapi ia terlalu hati-hati, karena takut akan jabatannya akan diturunkan oleh pemilik modal kapal itu. Para pemilik modal bebas berbuat sesuka hatinya, bila mereka ingin menenggelamkan kapal itu, tidak ada yang bisa mencegah, karena mereka masih memiliki sekoci bila kapal ini tenggelam nantinya. Sedangkan para ahli dan pakar hanya sibuk berdebat akan kemana tujuan kapal ini.
Kapal ini bukan tidak memiliki penumpang lain, dan anehnya penumpang gelap sering dianggap mulia, sementara penumpang asli yang nenek moyangnya ikut membangun kapal ini sering dianggap sebagai tamu. Mereka ditempatkan di dek yang paling bawah. Apakah mereka tidak melawan kepada kezaliman orang elit itu? Tidak, mereka itu gampang diatur. Tinggal diberi sedikit obat penenang berupa hiburan picisan, mereka akan tertidur pulas. Sebagian kecil yang mencoba bersuara akhirnya kelelahan dan tertidur juga.
Maka Kapal ini tidak akan pernah sampai kemanapun dan hanya akan sampai ke dasar lautan dan nasib baik bila namanya masih dicatat sejarah.
Allahu A'lam
Pel. Timur Sumut, 10 Mar 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan anda sampaikan pendapat anda, karena pendapat manusia sebagai makhluk berakal dan berhati harus dihargai.