Tampilkan postingan dengan label Essai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Essai. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 28 Juli 2012

Essai Solv : Pahlawan Terasing

Untukmu, Pahlawan terasing di keabadian
• Matahari akan terbit sebentar lagi
Tapi anda justru pergi
Meninggalkan kami
Dalam sunyi makan awal pagi
    Memang Anda tidak pergi ke sana
    Tapi pulang bertemu sang abadi selamanya
    Jika saja sebelum Anda pulang
    Pamit sebentar dalam doa tenang

• Biasanya hari ini Anda tertawa
Kita dan semua keluarga
Tawa berderai hilang sudah
Tinggal rasa sunyi susah
    Tapi ikhlas belum kupakai
    Sabar tergantung di lemari
    Moga masih ada hari
    Cahaya, Bayangan, Jejak,
    Berlalu cepat

27 Juli 2011

Sabtu, 17 Maret 2012

Essai Solv : Jalanan


Jalanan bukanlah suatu hal yang terkesan baik-baik, sering dianggap sebagai tempat yang keras, sangar, dan berbahaya. Tapi ia adalah kebutuhan utama dalam hidup ini.
Sejak zaman Nabi Adam manusia ditaqdirkan untuk menjadi makhluq yang tidak dapat diam di tempatnya. Bila hendak mencapai suatu kegemilangan, ia harus menempuh perjalanan. Tapi adalah suatu hal yang musykil, sebab arah adalah hal utama dalam mencapai tujuan.
Banyak jalan ke Roma, artinya banyak jalan dan cara yang diciptakan tuhan bagi manusia agar mencapai tujuan. Ada yang dihalalkannya, dan ada yang diharamkannya. Arah dan Tujuan saling melengkapi.

Senin, 12 Maret 2012

Essai Solv : Bahasa Ibu

Bahasa Ibu
oleh: Muallim Rasyidi
mothers love
  1. ARTefak
Bangsa China mengungkapkan kasih sayang dalam aksaranya yaitu seperti seorang Ibu yang sedang menyusui anaknya. Hal ini tentu lebih filosofis ketimbang bangsa Barat yang menggambarkannya dengan bentuk jantung. Tentu hal ini karena Ibu sering dilambangkan sebagai perwujudan kedamaian dan kasih sayang. Meskipun bangsa Arab mengambil nasab dari pihak ayah sebagai sebuah lambang prestise, namun hubungan kekeluargaan dari pihak ibu akan melunakkan hati mereka. Suku Batak meski mereka mengambil dari pihak ayah, tapi mereka sangat menghormati keluarga dari pihak Ibu. Sebaliknya suku Minang langsung mengambil nasab dari pihak ibu agar tidak terjadi perselisihan. Bangsa Melayu menggunakan kata Ibu untuk istilah yang mengayomi, seperti ibu jari, ibu negeri, dan ibu pertiwi

  • 2. ARTefak
  • Agama Islam memuliakan seorang Ibu sedemikian rupa, bahkan dalam sebuah hadits Nabi yang mulia itu mengulang sampai 3 kali untuk menghormati seorang Ibu. Kenyataannya, setiap anak yang lahir pasti pertama kali ia akan menggunakan bahasa ibunya, karena figur sang Ibu adalah yang pertama sekali mengenalkannya kehidupan di dunia ini sekaligus sebagai body guard sukarelawan karena ketulusan dan kasih sayangnya.
    Bedakan, ketika ada orang mengistilahkan perwiritan kaum Ibu terasa lebih damai daripada perwiritan kaum Perempuan, maka serta merta orang akan teringat bagaimana jasa seorang Ibu yang demikian besarnya.
    Di balik orang-orang terkemuka yang dapat menjadi penyelamat umat manusia, tentu ada sosok Ibu. Sosok mereka memang undeground, tidak terlalu menjadi sorotan, karena memang sosok Ibu yang begitulah yang tepat, bukan seorang yang menonjolkan kekuasaan, layaknya sosok Ibu Negara yang mirip Ibu Tiri.


  • 3. ARTefak
  • Maka rasanya tidak adil bila kita hanya memperingati satu hari saja untuk mengenang hari Ibu, sebab jasanya yang tidak terhingga itu terus kita rasakan setiap harinya. Maka hari ini adalah hari Ibuku........
    Medan, 12 Mar 2012

    Sabtu, 10 Maret 2012

    Essai Solv

    Bahtera Raksasa
    oleh: Muallim Rasyidi
    kapal
    Negeri ini memang sangat kaya, bayangkan, untuk menyebutkan alat transportasi air saja, banyak sekali kata yang dapat digunakan, entah itu kapal, bahtera, sampan, boat, rakit, getek, ketingan, dan banyak lagi istilah lainnya, tapi sayangnya kita sering terombang-ambing dalam memakai bahasa "perjuangan" ini, hingga kita merasa hebat bila meninggalkan bahasa yang dianggap kampungan ini
    Negeri ini layaknya bahtera raksasa, begitu besar, dihuni oleh banyak orang kaya dan orang pintar, hanya berlayar di air tenang, dan tujuannyapun tidak begitu jauh, tapi kapal ini tidak pernah sampai ke tanah harapan.
    Kapal ini dinahkodai oleh seorang yang pemberani, tapi ia terlalu hati-hati, karena takut akan jabatannya akan diturunkan oleh pemilik modal kapal itu. Para pemilik modal bebas berbuat sesuka hatinya, bila mereka ingin menenggelamkan kapal itu, tidak ada yang bisa mencegah, karena mereka masih memiliki sekoci bila kapal ini tenggelam nantinya. Sedangkan para ahli dan pakar hanya sibuk berdebat akan kemana tujuan kapal ini.
    Kapal ini bukan tidak memiliki penumpang lain, dan anehnya penumpang gelap sering dianggap mulia, sementara penumpang asli yang nenek moyangnya ikut membangun kapal ini sering dianggap sebagai tamu. Mereka ditempatkan di dek yang paling bawah. Apakah mereka tidak melawan kepada kezaliman orang elit itu? Tidak, mereka itu gampang diatur. Tinggal diberi sedikit obat penenang berupa hiburan picisan, mereka akan tertidur pulas. Sebagian kecil yang mencoba bersuara akhirnya kelelahan dan tertidur juga.
    Maka Kapal ini tidak akan pernah sampai kemanapun dan hanya akan sampai ke dasar lautan dan nasib baik bila namanya masih dicatat sejarah.
    Allahu A'lam
    Pel. Timur Sumut, 10 Mar 2011